Tuesday, December 30, 2014

studio foto jakarta paling bagus




studio foto jakarta .... SENI FOTOGRAFI Apakah Seni itu Pertanyaan klasik yang selalu dikemukakan oleh banyak orang adalah apakah seni itu. Kebanyakan dibanding mereka menjawab secara spontan bahwa seni adalah keindahan. Jawaban ini tidak salah, tetapi tidak juga benar karena dibeberapa karya seni khususnya seni rupa), keindahan itu tidak mudah terlihat oleh setiap orang-orang. Oleh karena itu maksud kata fotografi adalah menggambar dengan nur. Prinsip kerja yang paling mendasar dibanding fotografi sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Di dalam waktu itu sudah diketahui bahwa apabila seberkas nur menerobos masuk dengan perantara nabi lubang imut ke dalam satu ruangan yang gelap, maka di dalam dinding di hadapannya akan tampil bayangan dari apa yang ada dimuka lobang. Seni baru bisa mempunyai makna atau siap diresapkan jika di dalam dirinya terkandung kekuatan pesan yang komunikatif serta seni yang tidak komunikatif sama sekali tidak mampu dikatakan bagus.

 Dibanding pernyataan ini mampu dikatakan bahwa seni adalah media penyampaian pesan dari seniman kepada orang beda dengan tujuan mempengaruhi pikirannya. Berdasar pada klasifikasi yang dibuat oleh Thomas Munro, fotografi siap dimasukkan sebagai unit seni rupa (visual Art), seni yang hanya mampu dirasakan dengan perantara nabi indera penglihatan manusia. Oleh karena itu seni fotografi mampu dikatakan sebagai kegiatan penyampaian pesan secara visual dibanding pengalama yang dimiliki seniman / fotografer kepada orang-orang lain dengan tujuan orang beda mengikuti jalan pikirannya. Supaya tercapai proses penyampaian pesan tersebut maka harus dengan perantara nabi kurang lebih persyaratan komunikasi yang baik, yaitu konsep AIDA (Attention-Interest-Desire-Action) atau Perhatian - Ketertarikan - Keinginan - Tindakan. Syarat mula-mula adalah harus menimbulkan perhatian (attention). Satu karya foto pertama-tama mesti mampu mendapatkan perhatian orang untuk melihatnya.

 Tanpa proses ini, satu pesan dibanding karya foto paspor juga karya seni lainnya bakal berhenti disitu saja. Kemudian setelah mampu mendapat perhatian orang oleh sebab itu karya foto mesti mampu menimbulkan ketertarikan (interest) terhadap pesan yang bakal disampaikan. Setelah orang tertarik di dalam karya foto yang dibuat, oleh sebab itu dari situ proses tetap berlangsung dengan timbulnya keinginan (desire) untuk mengetahui lebih jauh pesan yang disampaikan. Proses terakhir adalah dengan timbulnya tindakan (action) seperti yang diharapkan oleh seniman/fotografer sesuai pesan yang disampaikannya. Kalau proses terakhir tersebut berhasil, oleh sebab itu berhasil pulalah penyampaian pesan mengenai pengalaman yang dimiliki seniman/fotografer di dalam orang lain dengan adanya tindakan nyata yang dilakukan. Tindakan-tindakan itu mampu beraneka macam tergantung pesan apa yang disampaikan. Mampu menimbulkan perasaan tertentu (sedih, gembira, marah, takut, terharu, dal lain-lain) hingga tindakan yang nyata.

 Proses ini adalah proses basah. Bahan-bahan kimia ini dilapiskan ke kaca, lalu langsung dipasang di dalam foto udara kamera abscura, serta gambar yang dihasilkan jadi lebih indah. Cara tersebut banyak dipakai untuk memotret diseluruh Eropa serta Amerika, datang ditemukan bakal gelatin dan terlihat bahan kimia yang dapat digunakan untuk proses kering. Tahun 1895, George Eastman menghasilkan film gulung (roll Film) dengan bakal gelatin, yang dipakai untuk memotret (mengabadikan ide alam) sampai saat ini. Suatu kenyataan bahwa pembuatan seni fotografi dengan kamera berarti membatasi subyek dengan batas format di dalam jendela pengamat. Hal ini menjadikan seni fotografi lebih jujur daripada seni lainnya karena merekam seperti memfotocopy subyek yang ada di depannya. Subyek foto mencakup banyak hal dan tidak terbatas, mulai dibanding pendokumentasian manusia, tempat semesta, rancang bangun, sampai dengan mikroorganisme. Benar-benar, banyak seniman foto yang berusaha menghasilkan foto dengan film khusus, seperti film infra merah supaya subyeknya tampil lebih abstrak. Namun, subyek dengan warna yang tidak seperti kenyataan tetap ialah bukti serta bukanlah khayalan. Penggarapan foto perlu perencanaan serta pengenalan subyek yang dapat dilakukan dengan cara mendatangi satu tempat berkali-kali atau menduga suatu tema foto.

No comments:

Post a Comment