Wednesday, December 17, 2014

Jasa fotografer resmi



Jasa fotografer ......... “MATA” SEORANG FOTOGRAFER, SETAJAM APA? Kritik dari luar Paling gampang (tapi mungkin agak nyesek) adalah dengan minta kritik dari orang lain, terutama yang punya standard lebih tinggi dari kita, paling tidak di genre/jenis fotografi tertentu. Dari masukan orang lain, mungkin Anda bisa jadi menyadari sesuatu yang tadinya tidak Anda sadari (misalnya: tingkat putihnya gigi), dan/atau meningkatkan standar sehingga jadi lebih kritis (misalnya: warna kulit harus lebih kritis lagi diperhatikan). Mengamati proses kita pribadi menilai/menikmati foto Saya tidak bisa menekankan seberapa pentingnya bagi fotografer untuk sering melihat-lihat foto orang lain, terutama foto yang sudah banyak diakui orang sebagai foto yang bagus (paling tidak di genre fotogafi yang kita minati).

foto company profile Tentu bukan hanya melihat-lihat sekilas, tapi coba pelankan proses Anda melihat-lihat foto tersebut, atau amati lebih detil reaksi Anda. Apa yang pertama menarik perhatian Anda? Ke mana kah mata Anda pertama kali tertuju? Setelah itu ke mana?. Apa yang terlintas dalam benak Anda saat mata Anda “menjelajahi” foto? Apakah foto tersebut foto yang simpel dan langsung ke intinya, ataukah foto yang menyembunyikan sebuah “kejutan”? Apa yang dipikirkan oleh otak kiri Anda, dan apa yang dilihat oleh. otak kanan Anda? dsb.. Satu hal yang mungkin perlu saya ingatkan (terutama jika foto yang Anda lihat adalah foto yang banyak diakui ahli sebagai foto bagus), adalah untuk menahan dorongan untuk “men-judge”.

 Seringkali, sebagai fotografer, timbul keinginan untuk menilai sang fotografer. “Oh, ininya kurang begini nih, sedangkan itunya terlalu begitu.. ” Jika sedang belajar, simpan dulu saja penilaian tersebut. Yang penting, amati bagaimana reaksi kita terhadap foto tersebut, dan apa saja yang kita sukai (dan tidak sukai). Eksperimen Terutama jika Anda menggunakan kamera digital, hampir tidak ada biaya yang dikeluarkan jika Anda memotret satu obyek lebih dari satu (atau sepuluh) kali. Coba angle baru. Coba misfokus. Coba underexpose, coba overexpose. Coba gunakan manual focus dan sengaja tetapkan fokusnya di belakang obyek. Coba di depan obyek. Begitu pula saat post-processing/olah digital. Coba B&W. Coba sepia. Coba naikkan kontrasnya. Coba turunkan. Coba bermain dengan tools ini-itu.

 Coba beri pinggiran/pigura pada foto Anda, apakah berbeda rasanya? dsb dst.. Bukan berarti Anda harus selalu bereksperimen lho ya. Cape juga kalau semua hal harus dicoba ke semua foto paspor/obyek. Yang penting jangan kungkung rasa “iseng” dalam diri Anda, jika ada rasa penasaran dan ingin mencoba hal baru, coba saja! Meminta saran ke orang lain berarti Anda berkembang dengan mengadopsi standard orang lain (tidak ada salahnya sih). Mengamati respon terhadap foto orang lain berarti mengadopsi standard yang dipicu oleh sesuatu yang sudah dicoba orang lain. Melalui eksperimen lah Anda bisa mengadopsi standard yang belum terpikirkan/dicoba oleh orang lain Pendidikan Tentu saja, Anda bisa ikut seminar atau kursus atau baca buku.. atau baca blog

No comments:

Post a Comment